Header Ads Widget

Responsive Advertisement

SDM menjadi kontribusi positif dalam keunggulan Indonesia, namun peningkatan SDM di Indonesia masih di peringkat 45 dari 67 negara

[AURABERKAH.INFO] Jakarta - SDM merupakan kekuatan yang lebih kuat dari sumber daya alam dimana hal ini berbalik dari zaman kolonial lebih menggunakan kekayaan alam. Lebih lanjut pada penjajahan Belanda yang menjajah Indonesia yang kemudian dipatahkan oleh beberapa tokoh di dunia yang mengatakan bahwa SDM merupakan kekuatan ekonomi yang lebih besar.

Menurut Anggota Komisi I DPR RI, Andhika Hasan, dalam acara Webinar Forum Diskusi Publik yang diselenggarakan oleh Ditjen IKP Kominfo bekerja sama dengan Komisi I DPR RI, yang bertemakan "Cegah Stunting Untuk Siapkan Generasi Unggul Indonesia Emas 2045" Rabu (28/02/2024).


Selain itu menurutnya, stunting merupakan kondisi gangguan pertumbuhan yang tidak bisa dikembalikan seperti semula. Artinya, ketika seorang anak sudah stunting sejak masih balita, pertumbuhan akan terus melambat hingga ia dewasa. Maka dari itu, pencegahan stunting bisa dilakukan sejak awal kehamilan dengan mengkonsumsi makanan bernutrisi sehingga anak akan memperoleh nutrisi yang optimal sejak 1000 hari pertama kehidupan, ujarnya.


Mencegah stunting pada anak bisa dilakukan beberapa cara yaitu memenuhi kebutuhan gizi sejak hamil; beri ASI eksklusif sampai bayi berusia 6 bulan; dampingi ASI eksklusif dengan MPASI sehat; terus memantau tumbuh kembang anak di posyandu; dan selalu jaga kebersihan lingkungan dengan akses air bersih dan fasilitas sanitasi.


Selain itu, penanggulangan stunting menjadi tanggung jawab kita bersama, tidak hanya pemerintah tetapi juga setiap keluarga Indonesia. Karena stunting dalam jangka panjang berdampak buruk tidak hanya terhadap tumbuh kembang anak tetapi juga terhadap perkembangan emosi yang berakibat pada kerugian ekonomi. Mulai dari pemenuhan gizi yang baik selama 1000 hari pertama kehidupan anak hingga menjaga lingkungan agar tetap bersih dan sehat. STOP generasi balita pendek di Indonesia. Sudah banyak invasi maupun terobosan dari berbagai pihak mulai dari pemerintah pusat, daerah bersama masyarakat dalam mencegah stunting, jelasnya.


Selain itu Marroli J. Indarto (Keynote Speaker), Ketua Tim Informasi dan Komunikasi Kesehatan Kemenkominfo mengatakan bahwa, Indonesia diperkirakan akan menjadi salah satu kekuatan ekonomi global dengan pertambahan sumber daya manusia menjadi salah satu faktor penting untuk mencapai tujuan tersebut. Presiden Jokowi mengatakan bahwa kualitas keluarga merupakan kunci untuk bersaing untuk negara-negara lain. Salah satu yang harus dilakukan adalah program stunting. Dimana stunting ini merupakan masalah yang serius karena tidak hanya berpengaruh secara fisik dan juga otak. Yang mana di masa depan jika tidak diatasi dengan baik maka akan membuat masalah kesehatan yang lebih besar di masa depan, jelasnya.


SDM menjadi kontribusi positif dalam keunggulan Indonesia, namun, peningkatan SDM di Indonesia masih di peringkat 45 dari 67 negara. Angka ini masih jauh dibawah negara tetangga negara kita. Salah satu kunci pemberhasilan manusia adalah kecukupan gizi dan pangan. Salah satu tantangannya adalah stunting. 


Selain itu menurutnya, stunting adalah kondisi tinggi badan balita di bawah rata-rata karena kurang gizi pada awal kehidupan bayi. Efeknya adalah lambatnya pemahaman otak, lambat belajar dan berpeluang terkena penyakit kronik. Angka penurunan stunting memang sudah jauh turun dari 35% ke 25%. Tapi, melihat dari target yang diminta dari Presiden adalah 14% dari tahun 2024. Stunting tidak hanya dari keluarga yang terkena tapi juga hambatan ke depan karena berkaitan dengan generasi mendatang, ujarnya.


Narasumber berikutnya Maria Gayatri. MAPS, Penata Kependudukan Dan Keluarga Berencana Ahli Madya, BKKBN Memaparkan bahwa, beberapa pelayanan yang bisa dilakukan pada 1000 hari pertama kehidupan dibagi menjadi tiga tahapan. Pertama adalah bagi ibu hamil yang menekankan pada pemantauan dan asuhan kebidanan masa kehamilan, pemberian ttd min 90 tablet, deteksi dini resiko tinggi komplikasi dan penyakit, konseling gizi seimbang, kelas ibu hamil, tatalaksana ibu hamil serta kolaborasi rujukan, ujarnya.


Selain itu, untuk ibu pasca persalinan dan ibu menyusui ada terdapat layanan dan tatalaksana kegawatdaruratan masa persalinan dan rujukan, memastikan dilaksanakan IMD selama 1 jam pada setiap ibu bersalin dan KBBP, konseling ASI, gizi seimbang bagi ibu menyusui, konseling cara pembuatan dan pemberian asi, senam nifas, konseling gizi menyusui. Sedang untuk anak usia 0-2 tahun dilakukan beberapa cara misalnya anak diberikan kesempatan IMD,  suplementasi kapsul vitamin A setiap 6 bulan, pemantauan dan evaluasi pemberian ASI adekuat, pemantauan tumbuh kembang secara rutin, imunisasi dasar, tatalaksana anak kurus dan pengobatan penyakit bila ada, jelasnya.


Narasumber lainnya, Ramses H. Lumban Tobing, Pegiat Literasi Kesehatan menyampaikan bahwa, stunting atau sering disebut pendek adalah kondisi gagal tumbuh akibat kekurangan gizi kronis dan stimulasi psikososial serta paparan infeksi berulang terutama dalam 1000 hari pertama kehidupan yaitu dari janin hingga anak berusia 2 tahun. Anak tergolong stunting apabila panjang atau tinggi badannya berada di bawah minus dua standar deviasi (-2sd) anak seusianya. Masyarakat belum menyadari bahwa stunting adalah suatu masalah serius, hal ini dikarenakan belum banyak yang mengetahui penyebab, dampak dan pencegahannya. Penyebab utama stunting adalah malnutrisi pada ibu hamil dan kurangnya asupan nutrisi selama pertumbuhan anak, ujarnya.


Selain itu menurutnya, banyak yang tidak menyadari bahwa tinggi pendeknya anak bisa menjadi tanda adanya masalah gizi kronis. Masih kurangnya pengetahuan ibu tentang pentingnya pemenuhan gizi sebelum hamil dan setelah melahirkan. Pemerintah harus lebih proaktif untuk mensosialisasikan masalah stunting ini sampai ke tempat-tempat pedesaan yang terpencil, jelasnya.


0 Comments:

Posting Komentar