[AURABERKAH.INFO] Jakarta - Kebutuhan dunia industri terhadap tenaga kerja muda, cekatan dan terampil sangatlah tinggi. Bukan hanya itu, dunia industri juga membutuhkan tenaga kerja dengan sikap dan softskill yang baik, siap dengan perubahan, inovatif serta memiliki daya tahan tinggi. Menurut UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan tinggi diklasifikasi menjadi tiga yaitu pendidikan akademik, pendidikan vokasi dan pendidikan profesi/spesialis.
Menurut Anggota Komisi I DPR RI, Hasbi Anshory, dalam acara
Webinar Forum Diskusi Publik yang diselenggarakan Ditjen IKP Kominfo bekerja
sama dengan Komisi I DPR RI, yang bertemakan “Pendidikan Vokasi” Kamis (22/6/2023).
Vokasi merupakan pendidikan tinggi, yang lebih memfokuskan pada praktek kerja, yang dapat menunjang keahlian di bidang studi tertentu. Keuntungan vokasi antara lain adalah lebih banyak praktek, memiliki lebih banyak pilihan sekolah, memiliki kesempatan karir yang sesuai minat, program jurusan yang lebih beragam. Tantangannya adalah belum berjalannya kurikulum vokasi, sepi peminat dan tingkat kesadaran masyarakat tentang pendidikan vokasi, tegasnya.
Sementara itu Nursodik Gunarjo, Plt. Direktur IKPMK Ditjen
IKP, Kominfo, menerangkan bahwa pemerintah telah meluncur tentang Pendidikan
Vokasi yang merupakan upaya untuk pembenahan vokasi secara menyeluruh untuk
mewujudkan SDM vokasi yang memiliki kompetensi yang dibutuhkan di pasar kerja
dan mampu berwirausaha. Hal ini juga diperlukan untuk merubah bentuk pendidikan
vokasi menjadi demand oriented. Strategi yang dilakukan yaitu dengan
meningkatkan keunggulan spesifik dari program vokasi dan juga meningkatan
akses, mutu pendidikan vokasi. Ruangan lingkup dari pendidikan vokasi adalah
perancangan sistem informasi pasar kerja, penyelenggaraan pendidikan berkaitan dengan
fungsi, pendidikan vokasi berbasis link and match, penyelenggaraan pelatihan
yang berbasis informatika, penjaminan mutu pendidikan dan pelatihan mutu
vokasi, pelatihan mutu vokasi dan akreditasi serta peningkatan peran
kepentingan yang meliputi perdagangan terkait, kamar dagang dan sertifikasi.
Jika hal tersebut dipenuhi maka pendidikan Indonesia memiliki kompetensi yang
unggul. Salah satu cara yang dilakukan oleh pemerintah adalah meluncurnya
Indonesia belajar yang merupakan kolaborasi lintas sektor akan menjadi faktor
yang sangat penting. SEhingga antara pendidik, swasta dan pelajar menjadi tiga
faktor yang paling penting untuk diperhatikan dalam pembentukan pendidikan
vokasi.
Narasumber lainnya Hannurofik, yang merupakna seorang akademisi
memaparkan bahwa, sekarang sudah memasuki revolusi ke lima. Jika yang pertama
di berikan dari orang tua ke guru. Kemudian berubah menjadi tulisan yang
menjadi transfer pengetahuan. Yang ketiga adalah melalui media cetak seperti
buku. Revolusi keempat adalah perangkat elektronik yang kelima adalah
menggunakan teknologi TIK untuk pemanfaatan teknologi. Fasilitas aplikasi
internet cukup banyak sehingga mampu memberikan dukungan bagi keperluan
militer, kalangan media massa, kalangan bisnis, maupun kalangan pendidikan.
Selanjutnya permasalahannya adalah bagaimana tendensi global dan regional dalam
pemanfaatan TIK. Perkembangan TIK yang semakin pesat sangat berpengaruh besar
terhadap pelaksanaan secara nasional, regional dan global. Bahkan dapat
menimbulkan permasalahan baru dalam dunia pendidikan. Akan tetapi TIK juga dapat
membantu memecahkan permasalahan secara pendidikan secara nasional, regional
dan global yang sedang kita hadapi.
0 Comments:
Posting Komentar