[AURABERKAH.INFO] Jakarta - Literasi digital pelaku UMKM adalah solusi dalam mendorong ekspor produk-produk UMKM. Potensi ekspor non migas Indonesia masih terus ditingkatkan selama pelaku usaha termasuk UMKM adaptif terhadap perubahan. Menurut Anggota Komisi I DPR RI, Hasbi Anshory dalam acara Ngobrol Bareng Legislator yang bekerja sama dengan Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika, Kementerian Komunikasi dan Informatika RI yang bertema “Literasi Digital bagi Pelaku UMKM”, Jum’at (17/02/2023).
“Di tengah proses pemulihan ekonomi nasional, Badan Pusat
Statistik (BPS) merilis ekspor non migas Desember 2022 mencapai US$ 22,35
miliar turun 2,73 persen dibanding November 2022, sementara naik 4,99 persen
jika dibandingkan ekspor non migas Desember 2021. Indeks literasi digital
Indonesia pada tahun 2022 berada di level 3,54 poin dari skala 1-5. Indeks
tersebut naik 0,05 point dibanding 2021 yang masih berada di level 3,49. Bahkan
jika dibandingkan pada tahun 2020 angkanya naik 0,08 poin. Indeks literasi
digital dalam laporan ini diukur melalui empat pilar indikator besar yakni
digital skil, digital ethics, digital safety dan digital culture,” kata Hasbi.
Narasumber lainnya, Wakil Bupati Batanghari, H. Baktiar, S.P, memaparkan jika dilihat
di UMKM di Kabupaten Batang Hari sudah memiliki batik dengan motif sendiri.
Peternakan lebih banyak di sektor peternakan. Terutama bagi penjualan ayam,
sekarang sudah mulai menggunakan digital. Di sektor pertanian, UMKM mengelola
dan menjual makanan sudah mengelola makanan khas, dan sudah pula mendapatkan
HAKI nya. Online shop belum berkembang banyak hanya di bidang penjualan saldo
online untuk penjualan game. Pelaku usaha 350 unit. Yang sinyalnya kuat hanya
150 titik, sedang sinyal lemah hanya 44 titik. 10,8% desanya masih blank spot.
Harapannya adalah mengembakan wifi di tempat-tempat wisata.
Sementara itu, Pelaku Usaha, Fanti Wahyu, mengatakan Literasi
digital adalah kecakapan yang tidak hanya melibatkan kemampuan penggunaan
perangkat teknologi, informasi dan komunikasi dalam pembelajaran
bersosialisasi, sikap bersikap kritis, kreatif sebagai kompetensi digital.
Sedang marketing 4.0 adalah suatu pendekatan marketing yang menghubungkan
interaksi online dan offline antara pengusaha dan pelanggannya. Harus bisa
menciptakan konten yang menarik, relevan dan terkini untuk menjaring pelanggan.
Harus ada peran manusia secara offline yang diperlukan untuk memperkuat dan
meningkatkan engagement.
0 Comments:
Posting Komentar